Yogya Cover

Studi Referensi Penerapan Teknologi Pengelolaan Produk Perikanan Non Konsumsi

Kegiatan Pelaksanaan Kunjungan Studi Referensi Ke DIY Yogyakarta dilaksanakan oleh Dinas Perikanan Kota Probolinggo untuk belajar, sharing ilmu dan mengetahui penerapan teknologi Pengelolaan Non Konsumsi. Kunjungan pertama adalah mengunjungi  kantor Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Yogyakarta .  DIY Yogyakarta yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Dengan potensi perikanan yang begitu besar banyak bermunculan pelaku – pelaku usaha bidang perikanan. Tercatat sudah ada 2.295 Pokdakan dam 83 unit Pengolah dan Pemasar. Yang Melibatkan 1.449 Tenaga kerja dan 6.375 UMKM.

Kunjungan berlanjut ke Kulit Pari yang diketuai oleh Bapak Miftahul Khoir. kelompok ini telah berdiri sejak tahun 2002 .  Kulit Pari bisa dijadikan : Tas, dompet, Gantungan Kunci, Sabuk, Gelang dan Cincin. Adapun harga Tasnya mulai dari 500 rb hingga 1 juta, harga dompet mulai dari 100 hingga 300 rb, dan harga gelang 200 rb. Adapula Tas dari bahan kulit sapi. Di Radja Kulit Pari juga bisa dibuat tempat pelatihan.

Pemanfaatan kulit pari mulai dari proses awal sampai proses akhir, yang meliputi pengulitan, pengawetan, penyamakan, sampai jadi produk kerajinan,berikut poin-poin materinya :

  1. Pengulitan. Pengulitan bertujuan melepaskan kulit dari ikannya, karena ikan pari yang dimanfaatkan untuk kerajinan adalah kulitnya, maka langkah yang pertama yaitu harus tau cara pengulitan yang baik dan benar, sehingga kulit yang diperoleh berkualitas, tidak sobek dan dapat utuh 100%.
  2. Pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk mengawetkan kulit dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi kuota jumlah permintaan, pengawetan ini ada 4 macam, yaitu pengawetan kering, pengawetan garam tabur, pengawetn garam jenuh, pengawetan asam, dan pengawetan pembekuan, masing masing pengawetan mempunyai kelebihan dan kekuranagan. Berikut salah satu contoh pengawetan menggunakan garam tabur.
  3. Penyamakan. Cara mengubah sifat kulit yang tandinya labil menjadi stabil dengan pembahan bahan kimia tertentu, dalam pelatihan ini proses penyamakan masih mengandalkan tenaga manual, artinya cukup diaduk-adak memakai tangan, hal ini karena kapasitas masih sedikit, dan hal ini sangat membantu peserta didik dalam memahami kulit ikan pari tersebut karena mereka bersentuhan secara langsung, sedangkan dalam sekala industri, proses penyamakan ini menggunakan alat pengaduk sehingga mampu memroses kulit dalam jumlah banyak.

Pada kesempatan ini juga, kita melakukan study referensi untuk pengolahan non konsumsi kerang kerangan ke kelompok Samudera Kreasi. Kelompok samudera kreasi ini melakukan berbagai produk non konsumsi seperti asbak, gantungan kunci, lampu hias dan yang lainnya adapun proses pembuatan asbak sebagai berikut:

  1. Tahap Pertama  Pembuatan Cetakan Asbak. Tuang resin ke dalam wadah sesuai kebutuhan kemudian di campur dengan kobal  4 tetes aduk sampai tercampur rata , kemudian siapkan cetakan asbak dari Seng dengan dilapisi MAA agar nantinya tidak lengket dan cekat jika sudah kering , Ingat ! harus banyak dan rata. Setelah itu siapkan , cetakan yang sudah diberi  sekat pinggirnya ,  agar Resin sama Mil yang sudah tercampur tidak meluber kemana-mana usahakan tidak ada yang bocor kemudian resin dan mil tadi yang sudah tercampur lalu dituangkan katalis sebagai pengering sebanyak 20 tetes dan di aduk sampai rata, setelah itu di tuang sampai rata sedikit demi sedikit dan tunggu sampai  mengering kemudian , Cetakan seng diangkat dari adonan yang sudah kering dan siap digunakan.
  2. Tahap ke  2 cara membuat asbak dari resin. adapun bahan-bahan sebagai berikut Resin, Katalis, Amplas, Alas kain, Aneka kerang, dan Langsol(batu ijo). Pertama-tama siapkan cetakan yang sudah kita buat tadi dengan cara kita lapisi dengan MAA dengan cara dI olesi sampai rata agar resin yang kita cetak / cor tidak lengket. Kedua siapkan resin kedalam wadah bersih sedikit karena butuh proses yang cukup lama yaitu : Pertama tuang resin yang tercampur katalis 5 tetes kamudian tunggu agak kering. Setelah itu kita menata pasir warna ,secara merata ,kemudian tuang lagi resin + katalis 5 tetes memenuhi pasir warna tunggu selama 1 jam kemudian dibuka tunggu 1 hari agar kering sempurna. Keesokan harinya proses pengamplasan, Kita gunakan amplas 220 untuk proses pertama , kemudian ke amplas no 360 dan Untuk amplas no 800 & 1000, kita gunakan bantuan air agar amplas itu sendiri tidak cepat tumpul. Untuk pengamplasan bagian dalam asbak kita gunakan ban kecil yang kita buat sendiri sedangkan caranya sama yang diatas. Terakhir proses finishing dengan di service dengan kain service yang telah d olesi langsol ( batu ijo )Proses terakhir adalah pelapisan alas kain dengan cara kain kita olesi lem kuning dan asbak juga kita olesi , tunggu sampai kering , setelah itu kita tempelkan dan potong sesuai model asbak resin siap dipacking.

Adapun pelaksanaan kegiatan kunjungan studi referensi  ke DIY Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 25 – 27 Oktober 2017.  Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Yogyakarta.

 

Proses Pembuatan Dompet Kulit Pari

 

Dompet dari Kulit Pari